Waroeng Herbal Sapria

Selasa, 01 Oktober 2013

Motivasi: Guru yang tertipu



Guru yang tertipu


Suatu saat, seorang psikolog disuatu sekolah ternama memanggil 2 kandidat calon wali kelas (sebut saja ibu tati dan bu dina). Dihadapan kedua calon wali kelas tersebut sang psikolog berkata kepada kedua calon wali kelas tersebut.

Ibu guru yang baik, saya ingin menjelaskan bahwa ibu diterima disekolah ini. Untuk ibu Dina, ibu akan ditempatkan di kelas yang murid-muridnya merupakan murid pilihan kami, mereka pintar, dan sangat baik. Kemudian untuk ibu Tati, ibu akan ditempatkan di kelas yang murid-muridnya merupakan murid yang kurang pandai, dan nakal-nakal, yang sabar ya bu

Kemudian 2 ibu guru ini langsung mengajar.

Setelah satu semester, sang psikolog kembali memanggil ke2 guru tersebut.
Psikolog bertanya,
Bu Dina, bagaimana dengan keadaan kelas ibu?”

Bu Dina menjawab,
Alhamdulillah, nilai akhirnya bagus bu, saya juga merasa betah ngajar disana

Lalu bertanya kembali ke Bu Tati,
Bu Tati, bagaimana dengan kelas ibu?”

Bu Tuti berkata,
Duh, capek, lihat saja nilainya jelek begini!”

Sang Psiqolog tersenyum dan berkata kepada ke2 ibu guru ini.
Bu Dina, Bu Tuti, sebenarnya keadaan kelas yang ibu ajar sekarang adalah keadaan yang sebaliknya. Sebenarnya kelas bu Dina adalah kelas yang dibenci oleh semua guru, karena muridnya nakal-nakal dan tidak pandai, sedangkan bu Tati, Bu Tati mengajar di kelas unggulan.”
Mendengar penjelasan itu, kedua guru tersebut bingung dan berkaca-kaca.

Sahabat, berhati-hatilah dengan persepsi awal kita. Karena persepsi awal kita bisa menetukan tindakan kita atas sesuatu, dan tindakan kita atas sesuatu bisa menetukan hasil.


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More