Guru yang tertipu
Suatu saat, seorang psikolog disuatu sekolah ternama
memanggil 2 kandidat calon wali kelas (sebut saja ibu tati dan bu dina).
Dihadapan kedua calon wali kelas tersebut sang psikolog berkata kepada kedua
calon wali kelas tersebut.
“Ibu guru yang baik, saya ingin menjelaskan bahwa ibu
diterima disekolah ini. Untuk ibu Dina, ibu akan ditempatkan di kelas yang
murid-muridnya merupakan murid pilihan kami, mereka pintar, dan sangat baik.
Kemudian untuk ibu Tati, ibu akan ditempatkan di kelas yang murid-muridnya
merupakan murid yang kurang pandai, dan nakal-nakal, yang sabar ya bu”
Kemudian 2 ibu guru ini langsung mengajar.
Setelah satu semester, sang psikolog kembali memanggil ke2
guru tersebut.
Psikolog bertanya,
“Bu Dina, bagaimana dengan keadaan kelas
ibu?”
Bu Dina menjawab,
“Alhamdulillah, nilai akhirnya bagus bu,
saya juga merasa betah ngajar disana”
Lalu bertanya kembali ke Bu Tati,
“Bu Tati, bagaimana dengan
kelas ibu?”
Bu Tuti berkata,
“Duh, capek, lihat saja nilainya jelek
begini!”
Sang Psiqolog tersenyum dan berkata kepada ke2 ibu guru ini.
“Bu Dina, Bu Tuti, sebenarnya keadaan kelas yang ibu ajar
sekarang adalah keadaan yang sebaliknya. Sebenarnya kelas bu Dina adalah kelas
yang dibenci oleh semua guru, karena muridnya nakal-nakal dan tidak pandai,
sedangkan bu Tati, Bu Tati mengajar di kelas unggulan.”
Mendengar penjelasan itu, kedua guru tersebut bingung dan
berkaca-kaca.
Sahabat, berhati-hatilah dengan persepsi awal kita. Karena
persepsi awal kita bisa menetukan tindakan kita atas sesuatu, dan tindakan kita
atas sesuatu bisa menetukan hasil.